Sindikat
penipu via SMS yang ditangkap oleh jajaran Polres Pelabuhan Tanjung Priok
menggunakan dua rekening untuk mendulang uang hasil penipuannya. Salah satu
rekening mereka menggunakan nama Tjahyo Kumolo.
"Rekeningnya
kita duga keras palsu. Semuanya kita duga keras palsu, karena membuat buku
tabungannya mudah kan," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Asep
Adisaputra, di Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis
(13/12/2012).
Data yang diterima detikcom, pelaku menggunakan rekening BCA atas nama Nasir dan rekening BRI atas nama Tjahyo Kumolo. "Nama itu kita tahu nama seseorang, tapi tidak ada kaitannya," ujar Asep.
Data yang diterima detikcom, pelaku menggunakan rekening BCA atas nama Nasir dan rekening BRI atas nama Tjahyo Kumolo. "Nama itu kita tahu nama seseorang, tapi tidak ada kaitannya," ujar Asep.
Sementara
pengakuan AE, mendapatkan rekening tersebut dari kenalannya dengan cara
membeli. Ia membeli rekening yang menggunakan nama mirip anggota DPR tersebut
seharga Rp 650 ribu.
"Beli
rekening, janjian sama orang. Rp 650 ribu satu rekeningnya," ujar AE di
lokasi yang sama.
AE
yang bertindak sebagai otak pengendali mengaku baru menjalankan kejahatannya
ini selama 2 bulan. Perbulan ia bisa meraup uang haram sebanyak Rp 30 juta.
"Rp 30 juta per bulan paling tinggi, buat beli makan, alat-alat telepon, bisa juga untuk foya-foya," ujar AE yang menangis saat ditanyai tiga anaknya.
Para pelaku menggunakan tiga modus yakni menawarkan tiket perjalanan murah, berpura-pura sebagai pemilik kontrakan, dan sms minta pulsa. Omzet mereka pun diperkirakan hingga puluhan juta rupiah.
"Rp 30 juta per bulan paling tinggi, buat beli makan, alat-alat telepon, bisa juga untuk foya-foya," ujar AE yang menangis saat ditanyai tiga anaknya.
Para pelaku menggunakan tiga modus yakni menawarkan tiket perjalanan murah, berpura-pura sebagai pemilik kontrakan, dan sms minta pulsa. Omzet mereka pun diperkirakan hingga puluhan juta rupiah.
"Sejauh
ini kita perkirakan senilai Rp 200 juta untuk barang bukti. Omzet sangat
tergantung untuk orang yang terpancing untuk menelepon. Secara materil mungkin
tidak banyak tapi kuantitas korban jadi banyak," ujar Asep.
Asep
menduga para pelaku bernama AE, ST, MY, FN, AR, dan AH tersebut terkait dengan
jaringan penipu via SMS yang lebih besar. Hal ini didasari oleh barang bukti
seperi 5 unit laptop dan puluhan modem.
"Kita
masih dalami mereka belajar dari mana, ini kelompok kecil, karena ada beberapa
kelompok lain juga yang diungkap. Ini bagian yang tidak mungkin belajar
sendiri," ujar Asep.
Sebelumnya,
jajara Polres Pelabuhan Tanjung Priok berhasil AE, ST, MY, FN, AR, dan AH pada
hari Rabu (12/12) di sebuah rumah kontrakan di Parigi, Sawangan, Depok. AE dan
ST diketahui sebagai suami istri yang telah memiliki 3 anak.
"AE
sebagai otak pengendali, ST membantu sarana prasarana dan mengambil uang hasil
penipuan, yang lainnya kaki tangan," ujar Asep.
Dari
penggerebekan tersebut, polisi mendapatkan 5 unit laptop berbagai merk, 12
ponsel, 7 USB, 2 flashdisk, 49 modem, 5 buku tabungan BNI, BCA, dan BRI beserta
19 kartu ATM. Petugas juga menyita 300 kartu prabayar dari XL, As, dan IM3.
"Termasuk
mobil sedan Baleno silver B 1134 UU dan motor Byson bernopol B 6878 EYK yang
dibeli dari hasil kejahatan," ujar Asep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon untuk tidak mempromosikan produk anda di kolom komentar dan dilarang untuk menulis testimoni yang berkaitan dengan dukun togel. Dukun togel itu penipu. Jika melanggar aturan, maka komentar anda akan kami hapus.