Korban Penipuan : Gak Punya Mata, Gak Punya Telinga dan Gak Punya Otak!!!

Saat menciptakan manusia, Tuhan melengkapinya dengan memberikan mata, telinga dan otak. Tujuan Tuhan dengan memberikan mata adalah agar manusia dapat melihat/menonton, dan membaca. Tujuan Tuhan dengan memberikan telinga adalah agar manusia dapat mendengar. Tujuan Tuhan dengan memberikan otak adalah agar manusia dapat berpikir secara logika dan menganalisa. Tapi ternyata anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada manusia tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh sebagian manusia, terutama korban penipuan. Meskipun sudah memiliki mata, telinga dan otak, tapi tidak digunakan para korban penipuan. Sehingga korban penipuan ini diumpamakan gak punya mata, gak punya telinga, dan gak punya otak. 

1. Gak punya mata. Korban penipuan gak punya mata, karena mereka malas membaca atau menonton berita-berita tentang penipuan yang banyak diberitakan diberbagai media massa seperti surat kabar, tabloid, televisi,  dan internet. Mereka ini umumnya gemar melihat dan  membaca hal-hal yang berbau seks dan pornodan menonton sinetron yang kurang bermutu.  Alhasil, mereka ini kurang memiliki wawasan tentang modus-modus penipuan dan kemudian menjadi korban penipuan. 
2. Gak punya telinga. Korban penipuan gak punya telinga, karena malas mendengar berita-berita tentang penipuan dari radio atau dari masyarakat. Mereka ini umumnya sibuk mendengarkan musik. Alhasil, mereka ini kurang memiliki wawasan tentang modus-modus penipuan dan kemudian menjadi korban penipuan.
3. Gak punya otak. Korban penipuan gak punya otak, karena mereka malas berpikir. Asal ada  iming-iming dari seseorang,  misalnya promo barang murah atau undian berhadiah, langsung percaya, tanpa pernah berpikir apakah hal tersebut masuk akal atau tidak. Meskipun telah dikatakan membeli barang via online berbahaya dan beresiko tinggi, tapi mereka tetap membeli. Meskipun telah dikatakan bahwa SMS lowongan kerja, SMS promo tiket murah, SMS promo barang elektronik murah dan SMS undian berhadiah itu penipuan, tapi mereka tetap menghubungi no HP penipu tersebut. Meskipun telah dikatakan bahwa toko online Batam, Medan, Jakarta, Bengkulu, Pekan Baru, Menado, Denpasar, Balikpapan 99% fiktif/abal-abal, tapi mereka tetap membeli barang via online. Alhasil mereka kena tipu. Yang paling parah adalah meskipun sudah dibuat daftar toko online dan alamat toko online fiktif/abal-abal, mereka ini masih nanya dengan kalimat berikut :"Toko online ini nipu gak"? atau "Alamat toko online ini asli apa penipuan"?  Jelas mereka ini gak punya otak. Nenek ane bilang :"Kalau gak punya otak, jangan beli barang via online, nanti kamu bisa kena tipu".